YUK, KENALI TANDA-TANDA TUBUH KEKURANGAN PROTEIN!

0 Comment

Pernahkah Bunda atau salah satu anggota keluarga merasa lemas, pusing dan malas beraktivitas? Bisa jadi hal tersebut terjadi karena tubuh kekurangan asupan protein.  Pada protein, ada sejumlah senyawa yang membuat protein ini menjadi sangat penting bagi kehidupan dan tubuh manusia setiap harinya.  Yaitu : asam amino, enzim, hormon dan bionote. Sumber protein dikelompokkan menjadi dua macam yakni sumber protein hewani dan sumber protein nabati. Protein dari sumber hewani disebut protein lengkap karena mengandung sembilan asam amino esensial.

Protein merupakan komponen penting dari setiap sel dalam tubuh. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ada begitu banyak manfaat protein bagi tubuh:

  • Diperlukan dalam pembentukan tulang, otot, tulang rawan, kulit, dan darah.
  • Membangun, memperkuat, dan memperbaiki atau mengganti jaringan.
  • Membuat hormon yang berfungsi membantu sel mengirim pesan dan mengoordinasikan kegiatan tubuh.
  • Membuat antibodi untuk sistem kekebalan tubuh.
  • Penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, remaja, dan wanita hamil.
  • Terlibat dalam kontraksi gerakan dan otot, contohnya aktin dan myosin.
  • Membuat enzim yang berfungsi memfasilitasi reaksi biokimia.
  • Membuat hormon dan bahan kimia tubuh lainnya.
  • Mengangkut sel atau zat, contohnya hemoglobin yang membawa oksigen melalui darah ke seluruh tubuh.
  • Memediasi respon sel, seperti rhodopsin yang digunakan untuk penglihatan.
  • Menyimpan zat, seperti feritin yang berfungsi menyimpan zat besi dalam hati.

Lalu bagaimanakah ciri-ciri seseorang yang kurang asupan proteinnya? Bunda bisa mengeceknya sendiri tanpa perlu memeriksakan darah lho, berikut yaa

  • Edema

Jika darah yang mengalir pada tubuh tidak memiliki protein yang cukup, maka seseorang bisa mengalami gejala tekanan darah rendah sehingga gampang pusing, lemas dan malas beraktivitas. Ditandai dengan adanya penimbunan cairan penyebab bengkak di bagian pergelangan kaki, tangan, serta kelopak mata.

  • Kulit kering ditandai dengan kulit mulai pecah-pecah dan mengelupas
  • Anemia

Protein bersama dengan zat besi berfungsi membentuk sel darah merah. Maka ketika asupan protein tidaklah cukup atau tidak sesuai kebutuhan harian yang direkomendasikan, anemia atau kurang darah pun menjadi risikonya.

  • Kerontokan rambut

Rambut sebagian besar terdiri dari protein yang dikenal sebagai keratin, dan molekul ini penting untuk kesehatan rambut. Protein adalah pondasi dari semua sel tubuh- termasuk folikel rambut. Rambut yang rontok secara tidak normal bisa terjadi akibat tubuh kekurangan protein. Hal ini tentu saja tidak bisa dianggap sepele, sebab lama-kelamaan dapat membuat kepala menjadi botak, bahkan sulit untuk tumbuh kembali.

  • Penurunan berat badan

Terjadi jika seseorang melakukan diet rendah protein. Namun penting untuk diingat bahwa rendahnya protein sama dengan adanya kekurangan dan ketidakseimbangan nutrisi di dalam tubuh.

  • Sulit tidur

Kesulitan untuk tidur di malam hari bisa dipicu oleh serotonin yang kurang di dalam tubuh; serotonin ini adalah hormon yang bertugas untuk mengontrol suasana hati. Sementara itu, serotonin dapat menjadi rendah diakibatkan oleh asupan asam amino tertentu yang juga kurang.

  • Mudah lelah

Jika protein ini tidak cukup untuk tubuh, maka jaringan otot yang mengalami kelelahan bisa rusak sehingga tidak dapat melakukan regenerasi.

  • Penurunan fungsi otak

Jika seseorang kekurangan protein, maka kecepatan berpikir orang tersebut akan menjadi rendah bahkan bisa mengakibatkan gangguan yang parah atau fatal. Misalnya saja seperti berkurangnya kecepatan motorik, mudah stres atau depresi, dan lainnya.

  • Proses pemulihan yang lambat jika tubuh mengalami cidera/sakit

Jaringan otot bisa terbentuk sempurna berkat adanya protein yang cukup di dalam tubuh, dan ketika asupannya terlalu rendah, ini bisa berpengaruh terhadap pemulihan tubuh yang sangat lambat.

Jika Bunda atau keluarga ada yang mengalami hal tersebut diatas, bisa jadi mengalami kekurangan asupan protein. Karena kebutuhan protein setiap orang tidak sama, sebaiknya Bunda mencukupi kebutuhan protein sesuai dengan usia,  dan jenis aktivitas masing-masing anggota keluarga.

Sumber: