ANAK LEBIH KREATIF DENGAN MENGANTRI

0 Comment

Playground di pusat perbelanjaan ini selalu ramai pengunjung, terutama di musim libur sekolah. Jika sudah begitu, anak-anak pasti berebut giliran main. Pernah suatu hari saya dan putri saya yang berusia 7 tahun harus menunggu giliran hingga satu jam.

Di tengah antrian itu, saya mengamati beragam tingkah polah bocah. Ada satu anak yang begitu menarik perhatian saya. Ia sangat aktif dan begitu tangkas mencoba permainan tanpa mau menunggu giliran. Beberapa anak sampai menangis karena merasa didahului. Parahnya, Sang Ibu dari anak tersebut justru menyuruhnya untuk cepat-cepat mengambil giliran.

Miris rasanya. Di jaman yang serba cepat ini, kadang kita melupakan satu hal, hak orang lain. Kita kerap hanya memikirkan kepentingan kita sendiri. Seperti kejadian yang saya lihat. Hal ini tampak sepele, namun tidak jika ini dibiasakan kepada anak-anak, bisa berakibat fatal.

Ya, membiasakan Si kecil antri sejak dini penting dilakukan. Mengantri adalah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung pelajaran hidup dan harus dilatih hingga menjadi kebiasaan.

Ketika mengantri, anak dapat belajar manajemen waktu, Jika ingin mengantri paling depan, maka ia harus datang lebih awal, dengan persiapan yang lebih baik. Lalu, anak akan belajar bersabar jika ternyata ia berada di antrian paling belakang. Dengan begitu, anak juga belajar untuk menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting

Dengan mengantri, anak belajar kreatif. Ia akan memikirkan cara untuk mengisi waktu tunggunya, misalnya membaca buku. Selain itu, anak juga bisa bersosialisasi, menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.

Pelajaran penting lainnya, anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya. Terlebih, anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.

Healthy people, masih banyak pelajaran berharga lainnya dari mengantri. Tak akan sia-sia mengajarkan anak kebaikan kecil, tapi bermanfaat besar untuk masa depannya. “Antri dulu ya, Nak!”